Loading...
Wacana

Sekilas Suku Makassar

Suku Makassar (Bahasa Makassar : ᨈᨘ ᨆᨀᨔᨑ (Tu Mangkasara’) adalah etnis yang mendiami pesisir selatan pulau Sulawesi, meliputi wilayah Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Selayar, sebagian Maros, sebagian Pangkajene dan Kepulauan , sebagian Bulukumba dan sebagian Sinjai. Suku Makassar adalah salah satu suku terbesar di Sulawesi.

Sumber-sumber Portugis pada permulaan abad ke-16 telah mencatat nama suku ini dengan ”Macaçar”. Abad ke-16 “Makassar” sudah menjadi ibu kota Kerajaan Gowa. Dan pada Abad itu pula, Makassar sebagai ibu kota sudah dikenal oleh bangsa asing. Bahkan dalam syair ke-14 Nagarakertagama karangan Mpu Prapanca (1365), nama “Makhasar” telah tercantum. Nama itu diindikasikan sebagai Makassar.

Etimologi

Bahasa. Dari segi Etimologi (Daeng Ngewa, 1972:1-2), Makassar berasal dari kata Mangkasara’ ᨆᨀᨔᨑ yang terdiri dari morfem prefiks adjektif mang– dan morfem kata kasara’ ᨀᨔᨑ (tampak, timbul, wujud, nyata, jelas) yang secara keseluruhan mengandung arti memiliki sifat besar (mulia) dan berterus terang (Jujur). Sementara dari segi terminologi, kata ‘Mangkasara’ terdapat pada nama suku bangsa, nama kerajaan, nama selat, dan nama kota.

Sejarah. Etnis Makassar ini adalah etnis yang berjiwa penakluk dan pemberani namun demokratis dalam memerintah, gemar berperang dan jaya di laut. Tak heran dimulai pada tahun 1512 hingga 1699 dengan simbol Kerajaan Gowa, mereka berhasil membentuk satu wilayah kerajaan yang luas dengan kekuatan armada laut yang besar berhasil membentuk suatu Imperium bernafaskan Islam, mulai dari Sulawesi, kalimantan bagian Timur, NTT, NTB, Maluku, Brunei, Filipina bagian selatan hingga Australia bagian utara.[butuh rujukan] Mereka menjalin Traktat dengan Bali, kerjasama dengan Malaka dan Banten dan seluruh kerajaan lainnya dalam lingkup Nusantara maupun Internasional (khususnya Portugis). Kerajaan ini juga menghadapi perang yang dahsyat dengan Belanda hingga kejatuhannya akibat adu domba Belanda terhadap kerajaan taklukannya.

Suku bangsa Makassar meninggalkan jejak nama Kampung dibeberpa negara seperti Macassan Beach atau Pantai Makassar di Australia bagian Utara sebelum abad ke-17 oleh pelaut Teripang. Dinegara Timor Leste pada tahun 1641 oleh Sultan Mudaffar Raja Tallo dengan nama Pante Macassar.

Di negeri Jiran Malaysia dengan nama Kampung Mengkasar (Makassar), pada tahun 1721 oleh Karaeng Aji. Mengkasar adalah penyebutan orang Melayu untuk nama Makassar. Kampung ini kelak melahirkan generasi Karaeng Aji yang bernama Tun Abdul Razak dan Najib Razak sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Di Negeri Pagoda Thailand pada tahun 1686 oleh Daeng Mangalle dengan nama Makkasan di jantung ibukota Bangkok. Di ujung selatan benua Afrika sebuah kota kecil bernama Macassar di Cape Twon, Afrika Selatan oleh Syehk Yusuf al Makassari Tuanta Salamaka, Kampung Makassar ini berdiri sejak tahun 1693.

Perbedaan Makassar dengan Bugis

Banyak yang mengira bahwa Makassar adalah identik dan serumpun dengan suku Bugis dan bahwa (istilah Bugis Makassar atau Bugis-Makassar) adalah istilah yang diciptakan oleh Belanda untuk memecah belah. Hingga pada akhirnya kejatuhan Kerajaan Makassar pada Belanda, segala potensi dimatikan, mengingat suku ini terkenal sangat keras menentang Belanda. Di mana pun mereka bertemu Belanda, pasti diperanginya. Beberapa tokoh sentral Gowa yang menolak menyerah seperti Karaeng Galesong, hijrah ke Tanah Jawa. Bersama armada lautnya yang perkasa, memerangi setiap kapal Belanda yang mereka temui. Oleh karena itu, Belanda yang saat itu di bawah pimpinan Spellman menjulukinya dengan “Si Bajak Laut”

Dari segi linguistik, bahasa Makassar dan bahasa Bugis berbeda, walau kedua bahasa ini termasuk dalam Rumpun bahasa Sulawesi Selatan dalam cabang Melayu-Polinesia dari rumpun bahasa Austronesia. Dalam kelompok ini, bahasa Makassar termasuk dalam sub-kelompok yang sama dengan bahasa Bentong, Konjo dan Selayar, sedangkan bahasa Bugis termasuk dalam sub-kelompok yang sama dengan bahasa Campalagian dan dua bahasa yang ditutur di pulau Kalimantan yaitu bahasa Embaloh dan bahasa Taman. Perbedaan antara bahasa Bugis dan Makassar ini adalah salah satu ciri yang membedakan kedua suku tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *