Pada masa lalu, nama Jawa sering dikenali dari awalan “su” dan akhiran “o”, karena banyak tokoh terkenal dari Jawa yang demikian, seperti Sukarno, Suharto, Sutomo, dan lain-lain. Akan tetapi, nama [ … ]
Kategori: Policy Papers
Minahasa Terkendala Bahasa
Penetrasi kolonial di wilayah Sulawesi Utara semenjak abad ke-18 telah membentuk identitas suku Minahasa. Pada mulanya, masyarakat di wilayah itu merupakan komunitas yang berbeda-beda yang dipersatukan oleh intervensi kolonial untuk [ … ]
Nama Bali Masih Terkendali
Ketahanan kultural masyarakat Bali memang luar biasa, sehingga mereka masih bisa mempertahankan tradisi penamaan mereka. Meskipun sudah ada beberapa modifikasi, seperti meninggalkan identifikasi kelas sosial dalam penamaan, nama Bali masih [ … ]
Nama Bugis dan Makassar Perlu Disasar
Bagi orang luar, suku Bugis dan Makassar seringkali diidentikkan. Padahal, keduanya merupakan 2 suku yang berbeda di Sulawesi Selatan. Meskipun demikian, keduanya memiliki sejarah yang saling terkait satu sama lain. [ … ]
Maluku Tak Hanya Aku
Nama Acan (Hasan) dan Obet (Robert) pernah mensegregasi masyarakat Maluku (terutama Ambon) dalam konflik laten berkepanjangan antara Kristen dan Muslim di wilayah itu. Nama Acan digunakan untuk menyebut kelompok Muslim, [ … ]
Nama Dayak Masih Terserak
Suku Dayak merupakan salah satu entitas kultural yang dominan di Kalimantan. Meskipun demikian, mereka terserak dalam berbagai bahasa lokal yang merupakan rumpun bahasa Dayak, sehingga nama-nama mereka pun sangat beragam. [ … ]
Nama Minang Tak Lagi Terkembang
Perang Paderi merupakan titik balik penamaan bagi sebagian besar orang Minang. Sejak saat itu, dimensi kultural masyarakat Minang tak lagi bersendikan adat, melainkan bersendikan syariat: adat basandi syara’, syara’ basandi [ … ]
Nama Batak Bukan Hanya Poltak
Provinsi Sumatera Utara dikarakterisasi identitas kultural suku Batak, meskipun ada banyak suku lain yang juga berkembang di wilayah ini. Pada masa lalu, orang Batak sangat mudah diidentifikasi melalui nama mereka. [ … ]