Sejarah peradaban manusia penuh dengan nama para raja, pangeran, dan orang-orang suci yang menjadi baik pahlawan maupun korban dalam kisah-kisah tragedi maupun romansa. Tetapi tahukah Anda, nama siapa yang pertama kali tercatat dalam dokumen sejarah?
Bukan raja atau pun para nabi. Adalah seorang akuntan yang namanya tercatat pertama kali dalam sebuah dokumen sejarah.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di National Geographic (NG) pekan kemarin, jurnalis sains Robert Krulwich menulis bahwa nama pertama yang tercatat dalam sejarah adalah nama seorang akuntan.
Dalam studi literaturnya, ia menyimpulkan bahwa “Kushim”, nama yang tertera pada sebuah sabak yang ditemukan di Mesopotamia atau yang saat ini kita kenal sebagai Irak, adalah nama pertama yang tercatat dalam sejarah.
Sabak bertuliskan nama Kushim diperkirakan dibuat sekitar tahun 2.600 sebelum Masehi.
Mengutip buku Sapiens: A Brief History of Humankind (2014) karya Yuval Noah Harari, ia menulis bahwa sabak itu berisi tulisan singkat tetapi bernilai sejarah tinggi terkait nama-nama yang pertama kali tercatat dalam sejarah.
“29.086 ikat jelai 37 bulan Kushim,” demikian bunyi tulisan pasa permukaan sabak itu.
“Cara yang paling mungkin untuk membaca kalimat itu adalah: Total 29.086 ikat jelai diterima selama periode 37 bulan. Tertanda, Kushim,” tulis Harari.
Tetapi, apa atau siapakah Kushim?
Ada dugaan Kushim adalah nama jabatan, bukan nama orang. Tetapi menurut John Huehnergard, pakar studi bahasa-bahasa kuno Timur Tengah dari Universitas Harvard, simbol-simbol untuk menuliskan “Kushim” dalam sabak itu menunjukkan bahwa yang dimaksud di sana adalah nama orang, bukan jabatan.
Dalam bukunya Harari meyakini bahwa Kushim adalah nama seseorang yang bertugas untuk menghitung dan mencatat untuk tuannya. Dalam konteks modern, Kushim adalah seorang akuntan.
Tetapi sabak berisi nama Kushim hanya satu dari puluhan ribu catatan bisnis yang ditemukan di Irak. Tablet lainnya, yang diperkirakan dibuat sekitar tahun 3.100 SM, juga ditemukan memuat nama orang.
Pada tablet itu ditemukan tulisan: “Dua budak ditahan oleh Gal-Sal.” Kedua nama budak itu juga ditulis di sana: “En-pap dan Sukkalgir.”
“Ini menjelaskan bahwa nama pertama yang tercatat dalam sejarah adalah milik seorang akuntan, bukan milik seorang nabi, sastrawan, atau penakluk,” tulis Harari.